04 - Meyakini Rasul Tidak terlepas dari Sifat Dusta

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى

Diantara cara beriman dengan para Rasul:

3. Meyakini Bahwa Para Rasul terlepas dari Sifat Dusta

Meyakini bahwa para rasul benar-benar terlepas dari sifat dusta, penyembunyian ilmu dan pengkhianatan. Allah ﷻ berfirman:

Surat Yasin : 52

قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

Qaaloo yaa wailanaa mam ba'asanaa mim marqadinaa; haaza maa wa'adar Rahmanu wa sadaqal mursaloon

Mereka berkata, Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).

Dan Allah ﷻ berfirman:

Surat Al-Haqqah : 44-47

وَلَوۡ تَقَوَّلَ عَلَيۡنَا بَعۡضَ ٱلۡأَقَاوِيلِ (٤٤)لَأَخَذۡنَا مِنۡهُ بِٱلۡيَمِينِ (٤٥) ثُمَّ لَقَطَعۡنَا مِنۡهُ ٱلۡوَتِينَ (٤٦) فَمَا مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ عَنۡهُ حَـٰجِزِينَ (٤٧)

Wa law taqawwala 'alainaa ba'dal aqaaweel

La-akhaznaa minhu bilyameen

Summa laqata'naa minhul wateen

Famaa minkum min ahadin'anhu haajizeen

Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami.

Pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya.

Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya.

Maka tidak seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami untuk menghukumnya).

4. Keyakinan bahwa Rasul Melaksanakan Tugas dengan Sempurna

Keyakinan yang dalam bahwasanya mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan sempurna dan sebaik-baiknya dan Allah tidak mewafatkan mereka kecuali setelah mereka menyampaikan secara sempurna risalah Allah kepada kaumnya

Allah ﷻ berfirman:

Surat An-Nisa : 165

رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

Rusulam mubashshireena wa munzireena li'allaa yakoona linnaasi 'alal laahi hujjatum ba'dar Rusul; wa kaanallaahu 'Azeezan Hakeema

Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Dan Allah ﷻ berfirman:

Surat Ibrahim : 4

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Wa maaa arsalnaa mir Rasoolin illaa bilisaani qawmihee liyubaiyina lahum faiudillul laahu mai yashaaa'u wa yahde mai yashaaa'; wa Huwal 'Azeezul Hakeem

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Last updated

Was this helpful?