06 - Meyakini Para Rasul Terjaga dari Dosa Besar

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى

Meyakini bahwa mereka ma’sum yaitu terjaga dari dosa besar seperti: zina, mencuri, menipu, sihir, membuat berhala, dan lain lain.

Ini adalah kesepakatan umat, adapun orang Yahudi dan Nashrani mereka menganggap para Nabi dan Rasul melakukan Dosa besar, seperti keyakinan bahwa:

  • Nabi Harun dialah yang membuat berhala dan

  • Nabi Ibrahim mengorbankan istrinya (Sarah) kepada Firaun

  • Nabi Luth عَلَيهِ السَّلَامُ mabuk dan lain lain.

Adapun dosa kecil maka menurut sebagian besar ulama terkadang seorang nabi melakukan dosa kecil namun tidak sampai berhubungan dengan wahyu dan dengan cepat sekali mereka bertaubat kepada Allah ﷻ.

Nabi Adam عَلَيهِ السَّلَامُ

Beliau dilarang untuk memakan buah tertentu didalam surga, akan tetapi beliau melanggarnya kemudian beliau mengatakan:

Surat Al-A'raf : 23

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Qaalaa Rabbanaa zalamnaaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakoonanna minal khaasireen

Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.

Nabi Nuh عَلَيهِ السَّلَامُ

Beliau meminta kepada Allah supaya menyelamatkan anaknya yang kafir, maka Allah ﷻ menegur beliau dan menasihati beliau kemudian beliau langsung meminta kepada Allah seraya berkata:

Surat Hud : 47

قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُن مِّنَ الْخَاسِرِينَ

Qaala rabbi inneee a'oozu bika an as'alaka maa laisa lee bihee 'ilmunw wa illaa taghfir lee wa tarhamneee akum minal khaasireen

Dia (Nuh) berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.

Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ

Beliau pernah memukul orang kifti (orang Mesir) yang berakibat terbunuhnya orang tersebut ini adalah dosa kecil karena pukulan Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ sebenarnya tidak mematikan dan beliau عَلَيهِ السَّلَامُ juga tidak bermaksud untuk membunuh, Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ mengiringi kesalahan ini dengan taubat kepada Allah. Allah ﷻ berfirman:

Surat Al-Qashas : 16

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Qaala Rabbi innee zalamtu nafsee faghfir lee faghafaralah; innahoo Huwal Ghafoorur Raheem

Dia (Musa) berdoa, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Nabi Yunus عَلَيهِ السَّلَامُ

Beliau pernah marah meninggalkan kaumnya karena mereka tidak menerima dakwah beliau dan setelah ditelan ikan yang besar, beliau pun segera meminta ampun kepada Allah. Allah ﷻ berfirman:

Surat Al-Anbiya' : 87

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Wa Zan Nooni iz zahaba mughaadiban fazaanna al lan naqdira 'alaihi fanaanna al lan naqdira 'alaihi fanaadaa fiz zulumaati al laaa ilaaha illaaa Anta Subhaanaka innee kuntu minaz zaalimeen

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.

Nabi Muhammad ﷺ

Ketika sedang mendakwahi pembesar Quraisy datang kepada beliau Ibnu Ummi Maktum ingin bertanya tentang sesuatu, maka beliau bermuka masam dan berpaling, Allah pun menurunkan firman-Nya:

Surat 'Abasa : 1-4

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ (١) أَن جَآءَهُ ٱلۡأَعۡمَىٰ (٢) وَمَا يُدۡرِيكَ لَعَلَّهُ ۥ يَزَّكَّىٰٓ (٣)أَوۡ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكۡرَىٰٓ (٤

'Abasa wa tawallaa.

An jaa-ahul 'a-maa

Wa maa yudreeka la'allahu yaz zakkaa.

Au yaz zak karu fatanfa 'ahuz zikraa.

Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,

Karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).

Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa),

Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?

Setelah itu Rasulullah ﷺ pun memuliakannya sebagaimana yang dikabarkan oleh Annas bin Malik radhiallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la didalam Musnadnya.

Last updated

Was this helpful?